Rabu, 20 Agustus 2014

Cara Cerdas Memilih Madu Berkualitas





Madu sebagai makanan kesehatan sudah dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Manfaat yang didapatkan dari konsumsi madu pun sudah banyak dibuktikan oleh penelitian ilmiah. Namun apakah semua jenis madu yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang sama, jawabanya tentu tidak. Berikut ini adalah tips untuk mengetahui kualitas yang terdapat dalam madu yang akan kita konsumsi.
Konsenstrasi (Kandungan Air)
Madu dengan kualitas yang baik pada dasarnya memiliki kadar air rendah. Madu mudah mengalami fermentasi jika kadar air dalam madu lebih dari 19%. Tingkat kandungan air pada madu dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Refraktometer. Semakin kecil kandungan airnya, semakin baik kualitas madu tersebut.
HMF (Hydroxymethylfurfural)
HMF adalah perubahan struktur kimiawi dari fruktosa (salah satu gula utama dalam madu) yang terbentuk sangat cepat ketika madu dipanaskan. Biasanya tingkat toleransi kadar HMF adalah sampai 40mg/kg, sedangkan untuk madu yang berada di iklim panas kadar HMF bisa lebih dari 100mg/kg karena pengaruh suhu. Kadar HMF yang tinggi dapat dilihat dari warna madu yang menjadi lebih gelap.
Kandungan Gula
Tingginya kadar HMF (lebih dari 100mg/kg) juga dapat menjadi  indikator pencampuran madu dengan gula. Madu yang dicampur dengan gula encer bersifat cair dan berwarna cerah karena mengalami proses pemanasan.
Warna Solid
Warna madu bisa sangat beragam, tergantung dari sumber tanaman atau bunga yang menghasilkanya. Warna madu diukur pada Skala Pfund dalam milimeter. Menurut riset secara umum, semakin keruh warna madu maka semakin tinggi kandungan mineral, kandungan Ph, dan semakin berasa aromanya.
Bedakan Buih dan Lapisan Putih
Madu yang memiliki buih di permukaanya diindikasikan madu tersebut mengalami efek fermentasi.
Rasanya Tidak Asam
Madu yang memiliki rasa asam bertanda telah mengalami fermentasi. Madu memiliki rasa lebih lembut dan tidak terlalu manis atau asam.
Kandungan Sukrosa Rendah
Madu yang berkualitas tinggi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tidak boleh lebih dari 10%.

Sumber : dikutip dari majalah Family Edisi II/HD/XXI/2014

0 komentar:

Posting Komentar